Category Archives: C. Perilaku Seksual Menyimpang

Perilaku Seksual Menyimpang

Pernahkah kalian mendengar istilah perilaku seksual menyimpang atau penyimpangan seksual? Tahukah kalian apa itu penyimpangan seksual?

Istilah penyimpangan seksual (sexual deviation) sering disebut juga dengan abnormalitas seksual (sexual abnormality), ketidak wajaran seksual (sexual perversion), dan kejahatan seksual (sexual harassment). Penyimpangan seksual (deviasi seksual) bisa didefinisikan sebagai dorongan dan kepuasan seksual yang ditunjukan kepada obyek seksual secara tidak wajar. Penyimpangan seksual kadang disertai dengan ketidakwajaran seksual, yaitu perilaku atau fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian orgasme lewat relasi diluar hubungan kelamin heteroseksual, dengan jenis kelamin yang sama, atau dengan partner yang belum dewasa, dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang bisa diterima secara umum.

Ada beberapa macam penyimpangan seksual, yaitu:

  • Transvetisme dan transeksual

Transvetisme merupakan kecenderungan pada orang (biasanya laki-laki) untuk memakai pakaian dan bertingkah laku seperti lawan jenisnya untuk memperoleh kepuasan seksual. Kelainan yang terjadi biasanya berlangsung bertahap. Pada tahap pertama mereka hanya memakai pakaian dalam perempuan, kemudian pada tahap kedua memakai pakaian perempuan secara lengkap.

Penderita transvetisme tidak menyenangi jenis kelaminnya sendiri, bahkan mereka rela menjalani operasi guna mengubah jenis kelaminnya. Karena dia merasa dilahirkan dengan gender lain, dia merasa tidak nyaman dengan seksualitasnya sendiri sehingga dia mulai memakai pakaian wanita dan menerapkan cara-cara yang feminin. Orang seperti ini bukan homoseksual. Banyak dari mereka menikah dan mempunyai anak, tetapi mereka secara rahasia berharap menjadi wanita.

Beberapa dari antara mereka ada yang memutuskan untuk menjalani operasi berganti kelamin untuk membuat mereka menjadi perempuan. Jadi, mereka menjadi transeksual. Melalui terapi hormon dan operasi, mereka akhirnya dapat terlihat sebagai perempuan, tetapi mereka tidak dapat melahirkan anak.

  • Voyeurism atau Scopophilia

Istilah ini berasal dari bahasa Prancis, vayeur, yang berarti “mengintip”. Kelainan ini merupakan perilaku yang  berulang. Penderita memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain yang sedang melakukan hubungan seksual, mandi, atau tidak berbusana. Ejakulasi terjadi ketika ia melakukan masturbasi sambil mengintip korbannya.

  • Ekshibionisme

Penderita kelainan ini sering memperlihatkan alat kelaminnya kepada lawan jenis dengan tujuan memperoleh kepuasan seksual. Biasanya jika korbannya ketakutan, ia akan semakin terangsang.

  • Masokhisme

Istilah “masokhisme” berasal dari nama keluarga Leopold von Sacher Masoch (1836-1895), seorang pengarang dari Austria. Orang yang mengalami kelainan masokhisme mendapatkan kepuasan seksual dengan cara membiarkan dirinya disiksa, baik secara fisik maupun psikis.

  • Sadisme

Istilah “sadisme” berasal dari nama Donatien-Alphonso-Francois Sade (1740-1814), yang lebih dikenal sebagai Marquis de Sade. Sadisme merupakan kebalikan dari masokhisme. Penderita sadism memperoleh kenikmatan seksual dengan cara menyakiti orang lain atau menyiksa pasangannya terlebih dahulu. Jika korbannya semakin sakit dan menderita, dia semakin merasa puas.

  • Sodomi

Sodomi adalah hubungan seks melalui anus, dan umumnya dilakukan oleh kaum homoseksual. Homoseksual adalah kecenderungan seseorang tertarik secara seksual kepada orang yang berjenis kelamin sama dengan dirinya.

  • Pedofilia

Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti “anak”. Objek kepuasan penderita pedofilia adalah anak-anak di bawah umur. Penderita hanya memperoleh kepuasan bila melakukan hubungan seksual dengan anak-anak. Anak perempuan kurang lebih dua kali lebih banyak menjadi korban pedofilia dibandingkan dengan laki-laki. Kadang-kadang pedofilia tidak disertai kekerasan atau pemerkosaan; korban dibujuk oleh orang yang sudah amat dikenalnya. Tidak jarang pemerkosaan terhadap anak-anak ini berakhir dengan pembunuhan.

  • Troilisme atau triolisme

Orang yang memiliki kelainan triolisme akan mendapatkan kepuasan seksual bila ada orang lain yang melihat ketika ia sedang  melakukan hubungan seksual bersama pasangannya. Triolisme kadang juga diartikan sebagai hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang perempuan dengan tiga laki-laki, atau ada dua pasangan yang melakukan hubungan seks pada waktu dan tempat yang sama, sehingga mereka bisa saling menonton.

Biasanya orang-orang triolis ini mempunyai kehidupan seks yang tidak tepat, tidak mapan, dan tidak dewasa. Mereka juga sering dihinggapi unsur voyeurism dan rasa kurang percaya diri. Triolisme ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.

  • Saliromania

Saliromania ialah gejala pada pria yang mendapatkan seks dengan jalan mengotori atau menodai badan dan pakaian wanita, atau pengganti dan sesuatu  yang mewakili perempuan. Biasanya orang tersebut mempunyai rasa dendam, kebencian, dan kompulsi-kompulsi tertentu yang dilampiaskan secara simbolis dengan menodai atau mengotori tubuh perempuan atau patung perempuan dengan telur busuk, tinta, cat, tinja, dan sebagainya.

  • Geronto-seksualitas

Geronto-seksualitas (geroon, gerontos = tua renta) adalah gejala pada orang muda yang lebih senang melakukan hubungan seks dengan wanita atau pria yang sudah tua atau berumur lanjut. Pemuda atau gadis yang berhubungan seks dengan orang yang berusia lanjut biasanya mengindikasikan adanya identifikasi total dengan orang tuanya (ayah atau ibu).

  • Fetisisme

Fetisisme ialah pemujaan kepada benda mati milik seseorang yang menjadi idolanya hingga memperoleh kepuasan seksual. Benda tersebut dapat berupa pakaian dalam, sepatu, atau tas. Dengan melihat atau memegang benda-benda yang menjadi kesukaannya, seorang fetis mendapatkan kepuasan.

  • Frotteurisme

Laki-laki yang menderita kelainan frotteurism akan mendapatkan kepuasan seksualnya dengan cara menggosok-gosokkan alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat umum seperti di mobil atau kereta tanpa persetujuan perempuan tersebut.

  • Nekrofilia

Orang yang menderita nekrofilia memiliki orientasi melakukan hubungan seks dengan mayat. Mayat dianggap sebagai objek seksual yang tidak dapat melawan atau menolak keinginannya dalam berhubungan seksual.

  • Bestialitas

Bestialitas (bestialis, bestia = binatang atau binatang liar) adalah gejala tingkah laku seseorang yang mendapatkan kepuasan dengan melakukan persetubuhan dengan binatang. Ada laporan bahwa laki-laki yang dibesarkan di daerah peternakan, medan peperangan, dan desa-desa terpencil melaukan relasi seks dengan binatang dan ini dianggap biasa.

  • Zoofilia

Ciri-ciri zoofilia adalah keinginan untuk berhubungan seks dengan binatang, atau melakukan kontak fisik dengan binatang, meskipun ada kesempatan untuk berhubungan dengan manusia. Kebanyakan zoofilia dilakukan oleh laki-laki, dan kontak seksualnya melalui anak atau vagina binatang. Penderita zoofilia dapat merasakan kenikmatan hanya dengan membayangkan kegiatan berhubungan seks dengan binatang.

  • Transvestisme

Transvetisme merupakan perilaku seksual menyimpang dimana penderita mendapatkan kepuasan seks dengan memakai pakaian dari lawan jenisnya.

  • Seksualoralisme

Seksualoralisme merupakan perilaku seksual menyimpang dimana penderita mendapatkan kepuasan seks dari aplikasi mulut pada genitilia partnernya.

  • Incest

Incest adalah keadaan dimana seseorang berhubungan seksual yang dilakukan antara dua orang yang masih satu darah.

  • Nymphomania

Nymphomania adalah kecenderungan seorang wanita yang mempunyai keinginan seks yang luar biasa atau yang harus terpenuhi tanpa melihat akibatnya.

  • Satriasis

Satriasis yaitu keinginan seksual yang luar biasa dari seorang lelaki.

  • Promiscuity dan prostitusi

Prostitusi adalah tindakan seseorang mengadakan hubungan seksual dengan banyak orang.

  • Perkosaan 

Perkosaan merupakan tindakan seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan cara memaksa korbannya.

Akibat dari perilaku seksual menyimpang yaitu :
  • Akibat dari meningkatnya aktivitas seksual pada remaja yang tidak diimbangi dengan alat kontrasepsi diantaranya adalah kehamilan remaja atau pranikah sehingga banyak remaja yang melakukan tindakan aborsi (pengguguran kandungan) dengan cara meminum ramuan atau jamu, memijat peranakannya atau mencoba mengeluarkan janin dengan cara bantuan dukun atau meminum obat-obatan yang diberikan dokter atau bidan. Cara tersebut bisa mengakhibatkan perdarahan, infeksi sehingga kematian si calon ibu. Sedangkan pada janin mengalami kecacatan mental maupun fisikdalam masa pertumbuhannya.
  • Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak sehat adalah infeksi menular seksual (IMS). Penyakit ini disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu Dewi Cinta dari Romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sebelumyan telah terjangkit salah satu penyakit ini. Penyakit seksual ini sangat berbahaya. Pengobatan untuk setiap jenis penyakit berbeda-beda, beberapa diantaranya tidak dapat disembuhkan.
  • Sebagai konsekuensi logis dari perilaku seks menyimpang adalah munculnya berbagai penyakit kelamin (veneral diseases, VD), atau penyakit akibat hubungan seksual (sexually transmitted diseases, STD). Berbagai penyakit kelamin yang kini dikenal di dunia kedokteran adalah: sifilis, gonore, herpes simplex, limprogranuloma akuminata venerium, granuloma inguinale, trikomonas, kondiloma akuminata, dan AIDS.
  • Dari berbagai penyakit itu yang paling terkenal, paling berbahaya dan paling banyak diderita oleh pelaku seks bebas (termasuk pelaku seks menyimpang seperti homoseks, seks anal, dan sebagainya) adalah: sifilis, gonore, herpes progenitalis dan AIDS

perilaku menyimpang

KLIK DI SINI UNTUK MELANJUTKAN